Minggu, 01 November 2009

Permasalahan Deteksi Dini & Pengobatan Kanker Payudara




Penulis : dr. Sutjipto, Sp.B.Onk
Editor : Ahmad Khollid



Pendahuluan

Kanker payudara merupakan kanker yang sering dijumpai dalam masyarakat Indonesia dan menempati tempat ke dua terbanyak setelah kanker leher rahim.

Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) melaporkan. Pada tahun 1989 terdapat 7 juta penderita baru setiap tahun dan 5 juta orang meninggal akibat kanker payudara.

Secara global dalam 15 tahun terakhir ini frekuensi semakin meningkat, terutama di negara maju (Eropa/Amerika/pada golongan wanita dengan status sosial ekonomi yang tinggi). Dan menurut survei terakhir di dunia ini setiap tiga menit ditemukan seorang penderita kanker payudara baru dan setiap 11 menit ditemukan seorang wanita meninggal karena kanker payudara.

MOTTO yang mengatakan bahwa “Pencegahan lebih baik dari pada pengobatan” untuk kanker payudara masih sulit untuk diterapkan saat ini yang dapat kita cegah mungkin dalam aspek “life style” nya serta mengurangi faktor RISIKO yang memungkinkan timbul kanker payudara. Kemampuan kita untuk mencegah kanker payudara masih terbatas. Penelitian mengenai hal ini masih berlangsung (faktor biomolekuler).

Dengan demikian usaha satu-satunya untuk meningkatkan angka penyembuhan pasien kanker payudara ialah dengan menemukan kanker tersebut pada stadium SEDINI mungkin.

Di Indonesia problem kanker payudara menjadi lebih besar lagi karena lebih dari 70% penderita datang ke dokter pada stadium yang sudah lanjut, akan hal ini berbeda dengan di negeri maju di Jepang misalnya kanker payudara lanjut hanya ditemukan sebanyak 13% saja.

Beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut antara lain:

1. Penderita tidak tahu/kurang mengerti tentang kanker payudara.

2. Kurang memperhatikan payudara.

3. Rasa takut akan operasi.

4. Percaya Dukun/paranormal/terapi tradisional.

5. Faktor sosial/ekonomi.

6. Rasa malu untuk memberitahukan atau memperlihatkan payudara (TABU).

Penemuan sedini mungkin kanker payudara yang didiagnosa dan diobati secara betul dan optimal pada stadium I akan menambah harapan hidup dan kesembuhan: 10 tahun untuk stadium I 70-80%, untuk stadium II 43%, stadium III < 11,2 % dan 0% untuk stadium IV. Mekanisme timbulnya kanker payudara Pengetahuan tentang penyakit kanker pada khususnya kanker payudara sangat berkembang pesat akhir-akhir ini hal ini disebabkan karena sebagian besar penyakit infeksi dibanyak negara sudah dapat dikendalikan sehingga dana untuk riset mengenai penyebab kanker semakin lebih banyak. Apalagi dengan makin berkembangnya ilmu kedokteran dasar khususnya ilmu genetika yang semakin membuka jalan untuk lebih banyak mengetahui problem penyakit kanker dari sudut biomolekuler. Teori genetika tentang penyebab kanker mengatakan bahwa terbentuknya sel tumor adalah sebagai akibat terjadinya penyimpangan genetika tersebut sedemikian rupa menyebabkan pembelahan sel menjadi berlebihan dan tidak terkendali. Faktor Resiko Timbulnya Kanker Payudara Pada Wanita · Wanita diatas usia 30 tahun. · Wanita yang sudah menikah. · Wanita yang menikah tetapi tidak punya anak. · Tidak pernah menyusui anak. · Mengalami trauma berulangkali pada payudara. · Riwayat-riwayat famili/keluarga penderita penyakit kanker. · Menstruasi pada usia yang sangat muda. · Wanita yang mengalami gangguan jiwa (misalnya stress berat). · Menderita lesi fibrokistik yang berat. SARARI Pengobatan payudara sendiri (SARARI, SADARI), sangat penting dianjurkan kepada masyarakat karena hampir 86% benjolan di payudara ditemukan oleh penderita sendiri. American Cancer Society dalam proyek skrining kanker payudara menganjurkan hal berikut ini pada wanita walaupun tidak dijumpai keluhan apapun: · Wanita > 20 tahun melakukan SARARI tiap tiga bulan.

· Wanita > 35 tahun – 40 tahun melakukan mammografi.

· Wanita > 40 tahun melakukan check up pada dokter ahli.

· Wanita > 50 tahun check up rutin/mammografi setiap tahun.

· Wanita yang mempunyai faktor risiko tinggi (misalnya keluarga ada yang menderita kanker) pemeriksaan ke dokter lebih rutin dan lebih sering.

Tehnik SARARI



1. Berdiri di depan cermin dengan bagian dada terbuka.

Lengan di bawah: bandingkan besar payudara kiri dan kanan, perhatikan putting susu, bentuk normal atau tidak.

Lengan diatas kepala : perhatikan hal-hal seperti tersebut diatas sekali lagi.

2. Berbaring (sebaiknya leher diganjal sedikit dengan bantal)

Dengan jari-jari II-IV dilakukan perabaan pada seluruh payudara sendiri memutar dari atas ke bawah dari pusat ke tepi.

Jenis-Jenis Tumor Payudara

Benjolan padat pada payudara wanita dapat disebabkan oleh kelainan yang bersifat jinak atau kelainan yang bersifat ganas.

Kelainan yang bersifat ganas:

Secara histopatologi jenis kanker payudara bermacam-macam antara lain:

1. Berasal dari duktus (saluran) antara lain:

Karsinoma intra duktal

Karsinoma schirous

Karsinoma Medulare

Penyakit paget

2. Berasal dari lobus

Karsinoma lobuler



Stadium pada kanker payudara

Untuk kepentingan pengobatan dan prognosa kanker payudara dibagi 4 stadium yaitu:

Stadium I : Ukuran tumor tidak lebih dari 2 cm dan tidak terdapat

penyebaran ke organ lain maupun di kelenjar getah bening

supra clavicula.

Stadium II : Ukuran tumor antara 2-5 cm dan tidak terdapat penyebaran di

organ lain maupun dikelenjar getah bening supra clavicula.

Stadium III : Ukuran tumor lebih dari 5 cm dan tidak terdapat penyebaran

di organ lain maupun getah bening supra clavicula.

Stadium IV : Ukuran tumor seberapapun bilamana sudah ada penyebaran di

organ tubuh lain atau di kelenjar getah bening supra clavicula abdomen masuk kedalam stadium IV



Skema Pengobatan Kanker Payudara

Secara garis besar pengobatan kanker payudara yang disepakati oleh ahli kanker di dunia adalah sebagai berikut:

Stadium I : Operasi kemoterapi (optional)

Stadium II : Operasi kemoterapi (+ hormonal)

Kemotherapi operasi + radiasi (+ hormonal)

Stadium IV : Kemoterapi radiasi (+hormonal)


Sumber : http://www.dharmais.co.id

0 komentar:

Posting Komentar